Minggu, 04 Juli 2010

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI

PERKEMBANGAN KEBUTUHAN PRIBADI

A. Pribadi adalah Fenomena yang Utuh dan Kompleks
Individu adalah pribadi yang utuh dan kompleks. Kekomplekkan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karenanya di samping seorang individu harus memahami dirinya sendiri, ia juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk Tuhan. Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya -menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahanperubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Sumadi, 1971: 70; Lefton, 1982: 137). Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikotogis atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut Lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena keadaan psikologis yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, rninum, bernapas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umurnnya menapakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi, dan semacamnya.
Cole dan Bruce (1959) (Oxendine, 1984: 227) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fsiologis dan kebutuhan psikodogis. Pengelompokan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Murray (1938) (Oxendine, 1984: 227) yang diajukan dengan istilah yang berbeda, yaitu kebutuhan viscerogenic dan kebutuhan psychogenic. Beberapa contoh kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah: makan minum, istirahat, seksual, perlindungan diri. Sedang kelompok kebutuhan psikologis, seperti yang dikemukakan Maslow (1943) mencakup (i) kebutuhan untuk memiliki sesuatu, (ii) kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, (iii) kebutuhan akan keyakinan diri, dan (iv) kebutuhan aktualisasi diri. Dalam perkernbangan kehidupan yang semakin kompleks, pemisahan jenis kebutuhan yang didorong oleh motif asli dan motif-motif yang lain semakin sukar dibedakan.
Dalam bidang kehidupan ekonomi, kebutuhan primer dikenal sebagai kebutuhan pokok yang mencakup kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan.

B. Kekhususan Kehidupan Pribadi Setiap Individu Bervariasi
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan untuk teknologinya, membentuk dan terutama dan berdasarkan untuk kemampuannya kelompok lembaga dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
1. Ciri-ciri Fisik Manusia Dalam biologi
manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari). Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan. Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun. Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.

Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.

Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.
2. Ciri-Ciri Mental Manusia
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumbalumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif.
(Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38) Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin. Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik. Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

C. Perlu Ada Penyeimbangan Kebutuhan Pribadi
Konsep kebutuhan tidak akan terlepas dari konsep motivasi, konsep motivasi dorongan konsep perilaku serta tujuan. Kebutuhan sebagai suatu kekurangan di dalam sesuatu (manusia, tumbuhan, ataupun manusia). Dengan adanya kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan, maka ada upaya tingkah laku untukmencapai tujuan. Dapat di gambarkan adalam sebuah rangkaian yaitu:
Manusia berusaha memenuhi sustukeseimbangan, apabila tidak seimbang dalam aspek fisiologis maupun psikologis akan timbul suatu pertimbangan.Secara garis besar, kebutuhan ada:
a. Kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan manusia yang menyangkut fisik seperti kebutuhan akan udara, makanan, cairan, istirahat dan lain-lain. Pemutusan kebutuhan fisiologis hanya menjamin penyesuaian organisme fisik, namun ada hubungannya juga dengan pemuasan kebutuhan fisik dan pencapaian penyesuaian psikologis pemuasan kebutuhan fisik dan pencapaian penyesuaian psikologis.
b. Kebutuhan psikologis.
Sejumlah keperluan psikologis yang pemuasannya bersifat fundamental untuk penyesuaian. Penyesuaian psikologis menunjukkan suatu rasa aman keseimbangan mental, ketenagan jiwa, kepuasan diri dan harga diri.
Kebutuhan psikologis ada 6 yaitu :
a) Kebutuhan akan kasih sayang penghargaan sosial.
b) Kebutuhan akan rasa aman dan status.
c) Kebutuhan akan perhatian.
d) Kebutuhan akan kebebasan.
e) Kebutuhan akan prestasi.
f) Kebutuhan akan pengalaman.
c. Kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial merupakan faktor yang memberikan pengaruh langsung pada penyesuaian diri dengan lingkungan atau hubungan sosial antar pribadi.
Kebutuhan sosial yang sangat penting dalam kehidupan individu ada tiga yaitu :
1) Kebutuhan akan partisipasi.
2) Kebutuhan akan pengakuan.
3) Kebutuhan akan penyesuaian.
d. Kebutuhan Intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Dan peserta didik memiliki minat serta kecakapan yang berbeda beda. Untuk mengembangkannya bisa ciptakan pelajaran-pelajaran ekstra kurikuler yang dapat dipilih oleh siswa dalam rangkan mengembangkan kemampuan intelektual yang dimilikinya.
Jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhan.
Pada diri individu terdapat ketidak seimbangan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis yang telah di campuri oleh unsur pengalaman dan hasil belajar. Untuk menyeimbangkan kembali suasana fisiologis maupun suasana psikologis, seseorang harus mempunyai dorongan untuk kembali pada keseimbangan.
a. Teori individu pada umumnya.
Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki. Kebutuhan yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis.
2. Kebutuhan akan keselamatan dan keamana
3. Kebutuhan rasa kemasyarakatan
4. Rasa ingin dihargai.
5. Kebutuhan untuk Mengembangkan diri.
Kelima kebutuhan tersebut di atas saling menunjang dan mengisi pemuasan akan kebutuhan tersebut akan terasa puas namun selang beberapa lama dirasakan kebutuhan yang sama lagi. Manusia secara terus menerus melakukan bermacam - macam rangklaian kegiatan.
b.Teori kebutuhan yang dipelajari oleh Mc Clelland.
Inti teori ini yaitu pemahaman tentang akan semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu : Need for achierement, Need for Affiliation, dan Need for Power.
c. Kebutuhan peserta didik dalam perkembangannya.
Tujuh kebutuhan khas peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan-kebutuhan yaitu : faktor undividual, faktoir sosial, faktor kultural, danm faktor religius. Dengan pandangan sosial psikologis kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan untuk menerim afeksi dari kelompok atau individu.
2. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya.
3. Kebutuhan untuk memahami.
4. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu.
d. Konsekkuensi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi dan
masalah yang ditimbulkannya.
Kebutuhan psikologis maupun kebutuhan sosiologis apabila terpenuhi, secara memadahi akan mendatangkan keseimbangan dan kebutuhan integritas pribadi. Tingkatan cara pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah

1. Tingkah laku / bertindak dengan Cara Refleks. Refleks merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan yang paling sederhana, secra otimatis dan instruktif.
2. Tingkah laku / bertindak dengan cara kebiasaan (Habit).Kebiasaan yaitu tingkah laku yang suadah relatif tetap dan seragam pada setiap individu
3. Tingkah laku / bertindak denagan cara Rasional dan emosional (belajar).
Sebagai manusia yang tidak hanya sebagi makhluk biologis, manusia yang diberi akal lebih tentu dapat berfikir untuk memperluas dirinya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan fisiologis, manusia tidak cukup hanya melalui kebiasasaan, tetapi juga belajar disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan dan alam yang telah terjadi. Apabila kebutuhan-kebutuhan tidak juga terpenuhi melalui belajar, konsekuensinya adalah frustasi. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjdi tujuan seseorang dalam belajar itu berorientasi pada tujuan orang yang belajar tadi.
e. Usaha-usaha pemenuhan kebutuhan perserta didik dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Prinsipnya setiap tingkah laku adalah realisasi dari usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Siapa tututan pemenuhan kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
i. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari kelompok teman sebaya atau per-group.
ii. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari orang tua atau pendidik.

D. Perlu Kedewasaan dalam Kehidupan
Untuk menciptakan anak didik yang dewasa susila memang tidak mudah, sebab banyak faktor yang mempengaruhi selama pembinaanya. Karena itu, Guru dituntut suatu pengabdian yang penuh dedikasi dan loyalitas yang ikhlas. Pribadi dewasa susila memang tipe manusia ideal dalam kehidupan.
Menurut Wens Tailain,dkk pribadi susila memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memahami, mengerti, dan menintai dirinya (individualitas).
2. Memahami, mengrti dan mencintai oranglain (sosialitas).
3. Menyadari, memiliki norma kesusilaan dan nilai kemanusiaan.
4. Bertindak, berbuat sesuai dengan nlai kesusilaan, nilai-nilai hidup atas tanggung jawabnya sendiri demi kebahagiaan dirinya, orang lain (moralitas).
Untuk menciptakan anak didik dewasa susila, guru harus mempunyai kepribadian dewasa susila. Jangan hanya mengajar tetapi harus mendidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar