Minggu, 04 Juli 2010

MANAJEMEN LEMBAGA DAN ORGANISASI SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agare mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota msyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu.
Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi sekolah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan tentang susunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut (Depdikbud, 1983:2). Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi komponen-komponen di atas diselenggarakan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan melalui pendekatan pengadministrasian yang efektif dan efisien.
Organisasi sekolah dilihat dari jenjangnya terdapat : jenjang pra sekolah, Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingat Pertama/ Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP), Sekolah Menengah Umum/ Sekolah Menengan Atas (SMU/SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta perguruan Tinggi. Dilihat dari jenis ada dua yaitu sekolah umum dan sekolah kejuruan, dilihat dari penyelenggara pendidikannya, terdapat sekolah negeri dan sekolah swasta.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Lembaga Pendidikan?
2. Bagaimana struktur organisasi di sekolah?
3. Pentingnya organisasi sekolah?




BAB II
PEMBAHASAN

A. LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga Pendidikan merupakan badan atau instansi yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Bukan hanya sekolah, termasuk kursus resmi, kursus privat, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya kegiatan belajar. Di Indonesia ini terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum dan lulusan yang berbeda-beda. Namun secara umum diketahui bahwa dalam lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-komponen penting yang menentukan keberhasilan sebuah lembaga.
Komponen-komponen yang dimaksud adalah:
4. Komponen siswa, yaitu subyek belajar yang menurut jenis dan sifat lembaganya dapat disebut sebagai siswa, mahasiswa, peserta khusus.
5. Komponen guru, yaitu subyek yang memberikan pelajaran yang sebutannya dapat berupa guru, dosen, penyaji, penatar.
6. Komponen kurikulum, materi atau bahan pelajaran yang diajarkan, yang memberikan ciri pada lembaga pendidikan dan mencerminkan kualitas lulusannya.
7. Komponen sarana dan prasarana, yaitu komponen penunjang terlaksanya proses pengajaran.
8. Komponen pengelola, yaitu orang-orang yang mengurus penyelenggaraan lembaga menyangkut pengelolaan dalam memimpin, mengorganisasikan, mengarahkan, membina serta mengurus tatalaksana lembaga. Termasuk dalam komponen pengelola adalah kepala sekolah, petugas bimbingan, pustakawan, staf tata usaha, bendaharawan, pesuruh, penjaga malam.
Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 tentang pebdidikan tertera pada Pasal 31 disebutkan sebagai berikut:
1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelanggarakan satu system pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
Sesuai dengan makna undang-undang tersebut maka untuk membantu pemerintah, dimungkinkan bagi badan-badan atau yayasan swasta untuk menyelanggarakan pendidikan sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan demikian maka menurut penyelenggaraannya lembaga-lembaga pendidikan dapat dibedakan atas:
1. Lembaga Pendidikan Negeri yang diselenggarakan oleh:
a. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, SGO, SMKK, SMEA, SMIK dan berbagai Perguruan Tinggi.
b. Departemen-departemen selain Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain:
1) Departemen Agama menyelanggarakan:
• Madarasah Ibtidaiyah (setingkat SD)
• Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP)
• Madrasah A’liyah (setingkat STMA)
• IAIN (Institut Agama Islam Negeri) tahun 2007 berubah menjadi UIN (Universitas Negeri Islam), setingkat Perguruan Tinggi
2) Departemen Hankam menyelanggarakan lembaga pendidikan Tingkat Perguruan Tinggi yaitu:
• AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
• UPN “Veteran” (Universitas Pembangunan Nasional)
• SMA TN (Taruna Negara)
3) Departemen Kesehatan menyelanggarakan:
• SMF (Sekolah Menengah Farmasi)
• Akademi Perawat
• Akademi Kebidanan
• Sekolah Perawat Kesehatan
4) Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan:
• APDN (Sekolah Pemerintahan Dalam Negeri)
5) Departemen Pertanian menyelenggarakan:
• SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas)
• SPbMA (Sekolah Perkebunan Menengah Atas)
• Sekolah Perikanan
6) Departemen Perhubungan menyelenggarakan :
• Sekolah Penerbangan
• Sekolah Pelayaran
• Sekolah Perkapalan
7) Departemen Perindustrian menyelenggarakan :
• SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
8) Departemen Sosial menyelenggarakan:
• SMPS (Sekolah Menengah Pekerja Sosial)
2. Lembaga-lembaga Pendidikan Swasta
Yaitu lembaga yang diselenggrakan oleh yayasan-yayasan swasta seperti; Yayasan Ma’arif, Yayasan Muhammadiyah, dll. Yayasan pendidikan swasta diberi kebebasan memasukkan ide-ide atau prinsip-prinsip yang ingin ditanamkan pada siswa-siswinya kecuali hal-hal pokok terkait kurikulum yang berkaitan dengan pembentukan warga negara, banyaknya hari masuk sekolah, banyaknya hari libur, sarana penunjang dan lainnya harus menguikuti peraturan yang berlaku.
Lembaga Pendidikan ditinjau dari:
a. Sifatnya
1) Lembaga Pendidikan Formal
Bersifat permanen, dalam jangka lama, waktu belajar cukup banyak, mempunyai efek jenjang dalam lapangan pekerjaan.
2) Lembaga Pendidikan Non Formal
Bersifat relative tidak permanen artinya diselenggarakan apabila diperlukan, jangka waktu belajar kurang terikat, tidak mempunyai efek jenjang lapangan pekerjaan.
b. Tingkatannya
1) Pra sekolah (TK)
• Tingkat A umur 3-4 tahun
• Tingkat B umur 4-5 tahun
• Tingkat C umur 5-6 tahun
Klasifikasi berdasarkan daya tampung dan fasilitas yaitu :
• TK Persiapan
Secara manajemen maupun edukatif belum memenuhi persyaratan ynag dituntut oleh kurikulum yang berlaku.
• TK Biasa
Secara teknis manajemen maupun edukatif sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi masih perlu meningkatkan baik secara kuantitatif maupun kualitatif baik di bidang fisik, material, personel, dan kurikulum.
• TK Tealadan
Tk ini layak untuk dijadikan contoh untuk TK yang lain karena telah mantap dalam hal pelaksanaan kurikulum ynag berlaku dan juga keadaan fisik, material, personel ynag memadai.
• TK Pembina
Didirikan oleh pemerintah di ibukota provinsi atau kabupaten/kota madya dan berstatus TK Negeri yang dijadikan model contoh dengan syarat yang relatif baik dari TK teladan.
TK ini ditetapkan 3 tipe yaitu :
 Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 6 kelompok belajar @ 36 anak dan maksimal 6 kelompok belajar @ 20 anak.
 Tipe B, memiliki daya tamping maksimal 5 kelompok belajar @ 36 anak dan maksimal 5 kelompok belajar @ 20 anak.
 Tipe C, memiliki 4 kelompok belajar.
2) Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Dasar merupakan Lembaga Pendidikan Formal paling rendah diperuntukkan bagi anak-anak usia 7-14 tahun. Menurut daya tampungnya SD terbagi 4 tipe :
• Tipe A, memiliki daya tamping maksimal 12 kelompok belajar dengan @ 40 siswa, dan banyaknya siswa 361-486 orang
• Tipe B, memiliki daya tamping antara 6-9 kelompok belajar dengan @ 40 siswa, dan kelompok siswa 181-360
• Tipe C, memiliki daya tampung 6 kelompok belajar , dan banyaknya siswa 91-100 orang
• Tipe D, memiliki daya tampung 6 kelompok belajar, dengan banyaknya siswa 50-90 orang.
Di Indonesia dikenal 2 jenis SD lain yaitu SD PAMONG dan SD kecil. Pada umumnya SD PAMONG adalah SD yang dikelola oleh para pamong praja atau orang-orang yang bekerja di kalurahan. PAMONG adalah suatu singkatan dari pendidikan Anak Oleh masyarakat, orang tua dan Guru. SD PAMONG ini mula-mula merupakan satu eksperimen pendekatan dalam belajar mengajar bagi pendidikan dasar yang tidak dilaksanakan seprti biasanya, tapi menggunakan modul.siswa-siswa tidak duduk belajar dan diajar oleh guru, tetapi mengambil modul kemudian dapat mempelajarinya sendiri dimana saja.
SD kecil adalah SD biasa yang tidak cukup siswanya untuk masing-masing kelas 40 orang. Sekarang juga pengajaran dengan modul. Contoh SD Kecil terdapat di suatu ruangan siswa-siswa dari beberapa kelas, dikelola oleh seorang guru. Oleh karana itu yang dipelajari siswa bahannya tidak sama, tidak mungkin bagi gurub tersebut mengajarkan dengan system klasikal seperti pada SD biasa.
3) Sekolah Luar Biasa
Sekolah luar biasa adalah suatu lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang mempunyai kelainan baik fisik maupun mental. Kelain fisik dapat terjadi pada penglihatan, alat bicara, atau anggota tubuh yang lain. Kelainan mental yang dididik pada Sekolah Luar Biasa (SLB) masih belum keterlaluan sehingga masih dapat dididik.
Menurut jenis anak yang dididik dengan kelainan ada 5 jenis SLB yaitu :
• SLB Bagian A adalah tempat untuk anak-anak tuna netra
• SLB Bagian B adalah tempat untuk anak-anak tuna rungu
• SLB Bagian C adalah tempat untuk anak-anak lemah ingatan ( bukan sakit ingatan) yaitu anak-anak yang daya pikirnya lebih rendah dari anak-anak normal sehingga tidak mampu mengikuti pelajaran SD biasa. Organ mereka tidak cacat.
• SLB bagian D adalah tempat anak-anak tuna daksa atau cacat tubuh.
• SLB bagian E adalah tempat untuk anak-anak tuna laras yaitu anak-anak nakal yang mempunyai kesulitan bergaul dalam masyrakat. Oleh karena itu anak-anak ini juga disebut tuna social. Misalnya anak nakal, suka mencuri, suka membunuh.



Sesuai dengan daya tampungnya, maka SLB dibagi menjadi 4 tipe :
• Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 20 kelompok belajar @ 12 siswa minimal 100 orang siswa.
• Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 15 kelompok belajar @ 12 siswa minimal 75 orang siswa.
• Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 10 kelompok belajar @ 12 siswa minimal 50 orang siswa.
• Tipe D, memmiliki daya tampung 8 kelompok belajar @ 12 orang 40 orang siswa
4) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Untuk lembaga pendididkan formal tingkat menengah pertama (dalam hal ini SMP) ditetapkan tipe-tipe sekolah sebagai berikut :
• Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 33 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 1200 siswa.
• Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 23 kelompok belajar @40 siswa dengan jumlah minimal 800 siswa
• Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 400 siswa.
• Tipe D, memiliki daya tampung maksimal 7 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 250 siswa.
5) Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah Menengah Atas adalah sekolah yang memberikan pendidikan umum, bukan kejuruan. Untuk SMA ditetapakn adanya 3 tipe :
• Tipe A, memiliki daya tampumg maksimal 33 kelompok belajar @ 35 siswa dengan jumlah minimal 850 siswa.
• Tipe B memiliki daya tampung maksimal 24 kelompok belajar @ 35siswa dengan jumlah minimal 400 siswa
• Tipe C memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 35siswa dengan jumlah minimal 200 siswa
6) Sekolah Pendidikan Guru (SPG)/(SGA)
Berdasarkan kurikulum sekolah pendidikan guru tahun 1976 maka SPG memilki 2 jurusan yaitu jurusan taman kanak-kanak dan jurusan sekolah dasar. Penjurusan dilakukan mulai smester III. Menurut kurikulum lama (1968) kedua jurusan tersebut merupakan 2buah sekolah yang terpisah yaitu: SGTK (Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak) dan SPG (Sekolah Pendidikan Guru), khusus untuk mendidik calon guru skolah dasar.
Lulusan SPG jurusan Tk berhak mengajar di Taman Kanak-Kanak dan kelas paling bawah di sekolah dasar (I, II, III), sedangkan lulsan dari jurusan SD berhak mengajar disemua kelas kelas di SD.
Disamping mengenal jurusan, di SPG juga terdapat progam spesialisasi. Progam spesialisasi ini dimaksudkan untuk profesionalisasi jabatan guru di SD. Para jurusan SD diharapkan dapat berfungsi ganda yaitu sebagai guru kelas tetapi dimungkinkan dapat menjadi guru bidang studi atau bidang pelajaran. Untuk menunjang tujuan tersebut maka siswa SPG mulai smester 3 harus mengikuti progam spesialisasi yaitu satu pasang bidang pengajaran antara lain: Bahasa Indonesia dan IP, Matematika dan IPA, Bahasa Indonesia dan Kesenian, IPS dan Matematika, Bahasa Indonesia dan Ketrampilan.
Menurut ukuran daya tampung maka terdapat 4 tipe sekolah:
• Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 35 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 1360 siswa.
• Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 24 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 910 siswa.
• Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 450 siswa.
• Tipe D, memiliki daya tampung maksimal 6 kelompok belajar @ 40 siswa dengan jumlah minimal 220 siswa.
c. Jenis sekolah
Ditinjau dari jenis sekolah dibedakan menjadi sekolah umum dan sekolah kejuruan.


1) Sekolah Umum
Adalah sekolah yang yang bertujuan memberikan pendidikan yang sifatnya masih umum agar lulusannya punya bekal pengetahuan untuk melanjutkan sekolahnya ketingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pembedaan antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan dimulai ditngkat sekolah menengah, mengingat:
 sekolah dasar memberikan pengetahuan yang sifatnya dasar dan penting. Pengetahuan yang diberikan di Sekolah Dasar merupakan pengetahuan minimal yang diperlukan untuk hidup sebagai individu, anggota masyarakat dan warga Negara. Pendidikan yang bersifat kejuruan dirasa terlalu dini karena anak-anak di Sekolah Dasar masih terlalu kecil untuk bekerja.
2) Sekolah kejuruan
Sekolah Kejuuruan adalah sekolah-sekolah yang memberikan progam khusus agar lulusannya mampu memasuki dunia kerja. Contoh SMKK, SMEA,SPMA, SPG, SGO, dan sebagainya.

B. ORGANISASI PENDIDIKAN
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertical horizontal antara kesatuan-kestuan tersebut. Organisasi pendidikan dapat disebut sebagai system pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan lembaga pendidikan tidak dapat lepas dari organisasi untuk seluruh Negara. Untuk organisasi ini Mulyani A Nurhadi mmbedakan menjadi dua yaitu organisasi macro dan mikro.
Organisasi pendidikan macro adalah organisasi pendidikan dilihat dari segi organisasi secara luas. Dalam struktur organisasi sebelum otonomi daerah organisasi pendidikan pada tingkat makro dibedakan atas: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Pusat, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Pendidikan Dan Kebudayaan di Kabupaten/Kotamadya dan Kantor Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kecamatan.
Organisasi pendidikan mikro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak dengan unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara langsung proses belajar mengajar. Struktur disetiap sekolah atau lembaga tidak seluruhnya sama. Mungkin disuatu sekolah terdapat sesuatu unit sekolah yang disekolah lain tidak terdapat karena disebabkan kekurangan tenaga atau sarana lain.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI SEKOLAH
Setiap unit kerja dipimpin oleh seorang kepala/pimpinan yang menduduki posisi menurut tingkat unit kerjanya di dalam keseluruhan organisasi. Posisi, tanggung jawab dan wewenang di dalam suatu kelompok formal terikat pada struktur dan dibatasi oleh peraturan-peraturan yang mendasari pembentukan organisasi kerja tersebut. Hubungan kerja yang didasari wewenang dan tanggung jawab, baik secara vertical maupun horizontal dan diagonal akan menunjukan pola tertentu sebagai mekanisme kerja. Dengan kata lain pembagian tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta arus perwujudan tugas, akan menggambarkan tipe atau bentuk organisasi kerja. Tipe-tipe organisasi itu antara lain:
1. Organisasi Lini (Line Organization)
Dalam tipe ini semua hak dan kekuasaan berada pada pimpinan tertinggi. Personal yang lain disebut bawahan tidak mempunyai hak dan kekuasaan sekecil apa pun karean hanya berkedudukan sebagai pelaksana tugas dari atasan. Tidak dibenarkan adanya inisiatif dan kreativitas, semua tugas harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan. Saluran perintah dan penyampaian tanggung jawab dalam organisasi tipe ini dilakukan melalui prosedur dari atas ke bawah dan sebaliknya.
2. Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam tipe ini semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada secara bertingkat. Setiap unit memperoleh sebagian hak dalam menentukan kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum dari pimpinan tertinggi. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan secara luas, sehingga pimpinan berkedudukan sebagai coordinator. Tanggung jawab disampaikan secara bertingkat sesuai dengan hak dan kekuasaan yang dilimpahkan.
3. Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization)
Tipe ini sebagai gabungan dari kedua tipe di atas, menempatkan pimpinan tertinggi sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi dan terakhir. Tidak semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada, tugas yang bersifat prinsipil tetap berada pada atasan/pimpinan tetinggi. Pimpinan unit kerja sebagai staf memperoleh wewenang dalam bidang kerja masing-masing sepanjang tidak berhubungan dengan tugas yang menjadi wewenang atau kekuasaan pimpinan tertinggi.
Staf dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya:
a. Staf sebagai Penasihat (Advisory Staff atau Advisory Committee)
Dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan memberikan bahan-bahan pertimbangan, saran-saran dan pendapat agar pimpinan tertinggi dapat menetapkan keputusan secara baik dan tepat. Pendapat tersebut dapat disampaikan baik dimnta maupun tidak oleh pimpinan tetinggi.
b. Staf Eksekutif (Executive Staff)
Anggota staf sebagai pembantu pimpinan tertinggi memperoleh kewengan dalam menetapakan keputusan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakasanaan pokok dari pimpinan. Kewenangan staf dalam mengambil keputusan terbatas dalam bidangnya masing-masing dan bilamana berkenaan dengan tugas-tugas yang bersifat prinsipil kewenganan itu dilakasakan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan tertinggi.
4. Organisai Fungsional (Fungsional Organization)
Dalam tipe ini pembagian hak dan kekuasaan dilakukan berdasar fungsi yang diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas yang memerlukan keahlian khusus. Sehingga personal yang diangkat dan menerima wewenang untuk menjalankan kekuasaan diserahkan pada orang yang mempunyai keahlian dalam bidang kerja masing-masing. Wewenang yang dilimpahkan dibatasi mengenai bidang teknis yang memerlukan keahlian tertentu secara khusus.

PENTINGNYA ORGANISASI SEKOLAH
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pengawai tata usaha).
Demikian juga terlihat apakah di suatu sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu seperti bagian UKS (Usaha Keaehatan Sekolah), bagian perpustakaan, bagian kepramukaan, dan lain-lain sehingga keadaan ini tentunya akan memperlancar jalannya "roda" pendidikan di sekolah tersebut.
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter); suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu di dalam memikirkan pembentukan organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh dilupakan.







BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lembaga pendidikan adalah badan atau instnasi baik negeri maupun swasta yang melaksanakan kegaiatan mendidik atau usaha pendidikan. Terbentuknya lembaga pendidikan menuntut adanya beberapa komponen yang saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Komponen yang dimaksud adalah:
1. Siswa
2. Guru
3. Kurukulum
4. Sarana dan Prasarana
5. Pengelola
Berdasar penyelanggaraanya lembaga pendidikan menjadi dua yaitu lembaga pendidikan negeri dan swasta. Lembaga pendidikan negeri diselengarakan antara lain oleh departemen pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, departemen hankam, departemen kesehatan, departemen dalam negeri, dll. Sedangkan lembaga pendidikan swasta diselenggrakan oleh badan atau yayasan swasta.
Usaha pengorganisasian sekolah adalah sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja bermuara pada produktivitas kerja yang terarah pada tujuan institusional masing-masing. Sekolah sebagai organisasi kerja yang didalamnya bekerjasama sejumlah personal sangat tergantung pada manuasia yang menjadi penggeraknya. Sebuah sekolah harus diorganisasi sebagai lembaga pendidikan untuk mencapai tujauan institusional tersebut. Untuk itu pengorganisasian sebuah sekolah harus difokuskan pada usaha mengarahkan semua kemampuan, untuk membantu perkembangan potensi yang dimiliki anak-anak secara maksimal, agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakatnya.
B. SARAN
Dengan organisasi sekolah ini diharapakan terjadi pembidangan dan pembagian kerja sebagai kegiatan pengendalian sehingga memungkinkan terjalinnya kerjasama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan semua wali kelas bahkan dengan guru dan murid, antar wali kelas, antar guru dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Nawawi, Hadari. 1989. Organisasi Kelas sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI

PERKEMBANGAN KEBUTUHAN PRIBADI

A. Pribadi adalah Fenomena yang Utuh dan Kompleks
Individu adalah pribadi yang utuh dan kompleks. Kekomplekkan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karenanya di samping seorang individu harus memahami dirinya sendiri, ia juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk Tuhan. Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya -menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahanperubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Sumadi, 1971: 70; Lefton, 1982: 137). Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikotogis atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut Lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena keadaan psikologis yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, rninum, bernapas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umurnnya menapakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi, dan semacamnya.
Cole dan Bruce (1959) (Oxendine, 1984: 227) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fsiologis dan kebutuhan psikodogis. Pengelompokan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Murray (1938) (Oxendine, 1984: 227) yang diajukan dengan istilah yang berbeda, yaitu kebutuhan viscerogenic dan kebutuhan psychogenic. Beberapa contoh kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah: makan minum, istirahat, seksual, perlindungan diri. Sedang kelompok kebutuhan psikologis, seperti yang dikemukakan Maslow (1943) mencakup (i) kebutuhan untuk memiliki sesuatu, (ii) kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, (iii) kebutuhan akan keyakinan diri, dan (iv) kebutuhan aktualisasi diri. Dalam perkernbangan kehidupan yang semakin kompleks, pemisahan jenis kebutuhan yang didorong oleh motif asli dan motif-motif yang lain semakin sukar dibedakan.
Dalam bidang kehidupan ekonomi, kebutuhan primer dikenal sebagai kebutuhan pokok yang mencakup kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan.

B. Kekhususan Kehidupan Pribadi Setiap Individu Bervariasi
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan untuk teknologinya, membentuk dan terutama dan berdasarkan untuk kemampuannya kelompok lembaga dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
1. Ciri-ciri Fisik Manusia Dalam biologi
manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari). Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan. Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun. Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.

Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.

Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.
2. Ciri-Ciri Mental Manusia
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumbalumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif.
(Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38) Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin. Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik. Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

C. Perlu Ada Penyeimbangan Kebutuhan Pribadi
Konsep kebutuhan tidak akan terlepas dari konsep motivasi, konsep motivasi dorongan konsep perilaku serta tujuan. Kebutuhan sebagai suatu kekurangan di dalam sesuatu (manusia, tumbuhan, ataupun manusia). Dengan adanya kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan, maka ada upaya tingkah laku untukmencapai tujuan. Dapat di gambarkan adalam sebuah rangkaian yaitu:
Manusia berusaha memenuhi sustukeseimbangan, apabila tidak seimbang dalam aspek fisiologis maupun psikologis akan timbul suatu pertimbangan.Secara garis besar, kebutuhan ada:
a. Kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan manusia yang menyangkut fisik seperti kebutuhan akan udara, makanan, cairan, istirahat dan lain-lain. Pemutusan kebutuhan fisiologis hanya menjamin penyesuaian organisme fisik, namun ada hubungannya juga dengan pemuasan kebutuhan fisik dan pencapaian penyesuaian psikologis pemuasan kebutuhan fisik dan pencapaian penyesuaian psikologis.
b. Kebutuhan psikologis.
Sejumlah keperluan psikologis yang pemuasannya bersifat fundamental untuk penyesuaian. Penyesuaian psikologis menunjukkan suatu rasa aman keseimbangan mental, ketenagan jiwa, kepuasan diri dan harga diri.
Kebutuhan psikologis ada 6 yaitu :
a) Kebutuhan akan kasih sayang penghargaan sosial.
b) Kebutuhan akan rasa aman dan status.
c) Kebutuhan akan perhatian.
d) Kebutuhan akan kebebasan.
e) Kebutuhan akan prestasi.
f) Kebutuhan akan pengalaman.
c. Kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial merupakan faktor yang memberikan pengaruh langsung pada penyesuaian diri dengan lingkungan atau hubungan sosial antar pribadi.
Kebutuhan sosial yang sangat penting dalam kehidupan individu ada tiga yaitu :
1) Kebutuhan akan partisipasi.
2) Kebutuhan akan pengakuan.
3) Kebutuhan akan penyesuaian.
d. Kebutuhan Intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Dan peserta didik memiliki minat serta kecakapan yang berbeda beda. Untuk mengembangkannya bisa ciptakan pelajaran-pelajaran ekstra kurikuler yang dapat dipilih oleh siswa dalam rangkan mengembangkan kemampuan intelektual yang dimilikinya.
Jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhan.
Pada diri individu terdapat ketidak seimbangan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis yang telah di campuri oleh unsur pengalaman dan hasil belajar. Untuk menyeimbangkan kembali suasana fisiologis maupun suasana psikologis, seseorang harus mempunyai dorongan untuk kembali pada keseimbangan.
a. Teori individu pada umumnya.
Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki. Kebutuhan yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis.
2. Kebutuhan akan keselamatan dan keamana
3. Kebutuhan rasa kemasyarakatan
4. Rasa ingin dihargai.
5. Kebutuhan untuk Mengembangkan diri.
Kelima kebutuhan tersebut di atas saling menunjang dan mengisi pemuasan akan kebutuhan tersebut akan terasa puas namun selang beberapa lama dirasakan kebutuhan yang sama lagi. Manusia secara terus menerus melakukan bermacam - macam rangklaian kegiatan.
b.Teori kebutuhan yang dipelajari oleh Mc Clelland.
Inti teori ini yaitu pemahaman tentang akan semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu : Need for achierement, Need for Affiliation, dan Need for Power.
c. Kebutuhan peserta didik dalam perkembangannya.
Tujuh kebutuhan khas peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan-kebutuhan yaitu : faktor undividual, faktoir sosial, faktor kultural, danm faktor religius. Dengan pandangan sosial psikologis kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan untuk menerim afeksi dari kelompok atau individu.
2. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya.
3. Kebutuhan untuk memahami.
4. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu.
d. Konsekkuensi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi dan
masalah yang ditimbulkannya.
Kebutuhan psikologis maupun kebutuhan sosiologis apabila terpenuhi, secara memadahi akan mendatangkan keseimbangan dan kebutuhan integritas pribadi. Tingkatan cara pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah

1. Tingkah laku / bertindak dengan Cara Refleks. Refleks merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan yang paling sederhana, secra otimatis dan instruktif.
2. Tingkah laku / bertindak dengan cara kebiasaan (Habit).Kebiasaan yaitu tingkah laku yang suadah relatif tetap dan seragam pada setiap individu
3. Tingkah laku / bertindak denagan cara Rasional dan emosional (belajar).
Sebagai manusia yang tidak hanya sebagi makhluk biologis, manusia yang diberi akal lebih tentu dapat berfikir untuk memperluas dirinya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan fisiologis, manusia tidak cukup hanya melalui kebiasasaan, tetapi juga belajar disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan dan alam yang telah terjadi. Apabila kebutuhan-kebutuhan tidak juga terpenuhi melalui belajar, konsekuensinya adalah frustasi. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjdi tujuan seseorang dalam belajar itu berorientasi pada tujuan orang yang belajar tadi.
e. Usaha-usaha pemenuhan kebutuhan perserta didik dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Prinsipnya setiap tingkah laku adalah realisasi dari usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Siapa tututan pemenuhan kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
i. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari kelompok teman sebaya atau per-group.
ii. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari orang tua atau pendidik.

D. Perlu Kedewasaan dalam Kehidupan
Untuk menciptakan anak didik yang dewasa susila memang tidak mudah, sebab banyak faktor yang mempengaruhi selama pembinaanya. Karena itu, Guru dituntut suatu pengabdian yang penuh dedikasi dan loyalitas yang ikhlas. Pribadi dewasa susila memang tipe manusia ideal dalam kehidupan.
Menurut Wens Tailain,dkk pribadi susila memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memahami, mengerti, dan menintai dirinya (individualitas).
2. Memahami, mengrti dan mencintai oranglain (sosialitas).
3. Menyadari, memiliki norma kesusilaan dan nilai kemanusiaan.
4. Bertindak, berbuat sesuai dengan nlai kesusilaan, nilai-nilai hidup atas tanggung jawabnya sendiri demi kebahagiaan dirinya, orang lain (moralitas).
Untuk menciptakan anak didik dewasa susila, guru harus mempunyai kepribadian dewasa susila. Jangan hanya mengajar tetapi harus mendidik.

Sabtu, 03 Juli 2010

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA DI INDONESIA

href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CVITO%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml">

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan pasti ada sanksi bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.

Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri, menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti itu menandakan bobroknya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang bisa diperkirakan dapat lebih buruk dari masa sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini.

Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi saat ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya asing serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan porno laiinya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton adegan porno, si remaja tersebut jadi termotivasi ingin melakukan hal yang ia tonton dan ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya di coba jadi ingin dicoba. Jika sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan? Permasalahan ini hanyalah satu contoh kasus yang sekarang sering terjadi di Indonesia. Sehingga saya sebagai mahasiswa ingin sekali mengangkat tema “Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja Di Indonesia”. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas di bab pembahasan selanjutnya.

1.2 Tujuan

Agar kita sebagai mahasiswa dan sebagai penerus bangsa bisa memfilter budaya asing yang masuk serta dapat memupuk mental kita agar tidak mudah terbawa oleh arus negatif

1.3 Perumusan Masalah

  1. Bagaimana budaya asing dapat dengan mudah masuk ke Indonesia?
  2. Bagaimana pengaruh budaya asing tersebut terhadap gaya hidup remaja Indonesia saat ini?
  3. Bagaimana generasi muda dapat memfilter budaya asing tersebut?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan

Perkembangan tekhnologi saat ini turut ditandai dengan perkembangan budaya yang ada di Indonesia saat ini. Seperti telah dibahas diatas bahwa budaya asing bebas masuk begitu saja, tanpa ada filterisasi. Pada umumnya usia remaja merupakan usia kritis dimana apa yang ia lihat menyenangkan pasti akan ditiru. Budaya-budaya tersebut dapat masuk dengan mudah melalui apa saja, misalnya televisi dengan bentuk film,video klip, dll, internet, dan macam-macam alat tekhnologi lainnya. Saat ini internet bukan merupakan sarana yang langka lagi, sarana ini bisa digunakan dimana saja dan kapan saja oleh user. Biasanya masyarakat lebih sering mengakses sesuatu yang baru melalui internet. Saat ini banyak warung internet atau biasa kita sebut dengan warnet menjamur dimana-mana sehingga memudahkan orang-orang yang tidak memasang internet agar bisa mengaksesnya. Diwarnet ini lah kadang-kadang banyak remaja dapat mengakses video porno secara bebas tanpa pengawasan. Ada beberapa pihak warnet yang memblok situs porno tetpai ada juga beberapa warnet yang tidak memblok situs porno sehingga situs ini dapat dibuka secara bebas. Kegunaan internet sering disalahgunakan untuk kepentingan yang kurang baik.

Permasalahan yang sering terjadi lainnya yakni pemasaran blue film dalam bentuk dvd dan vcd yang menyebar luas dikalangan remaja. Sepertinya norma agama sudah tidak lagi dihiraukan oleh segelintir pihak. Mereka yang meraup keuntungan dari bisnis ini seakan tidak memikirkan akibat serta dampak yang akan ditorehkan pada generasi muda yang menonton. Sekarang ini vcd serta dvd banyak dijual dipasaran secara bebas dan mudah didapatkan.

Dampak dari permaslahan sosial ini sangat berat bagi para remaja, salahsatu dampaknya yakni meningkatnya angka MBA (Married By Accident) saat ini. Gaya hidup remaja yang metropolis seakan sudah tidak terbendung lagi, belum lagi kehidupan malam yang sudah sudah menjaring generasi muda kita, tidak dipungkiri kuatnya arus negatif dalam kehidupan remaja saat ini, memicu remaja untuk mencoba obat-obatan terlarang seperti narkotika, ganja, shabu dan sebagainya belum lagi gaya hidup sex bebas.

Gaya hidup Sex Bebas dikalangan remaja sudah tidak lazim sepertinya kita dengar, awalnya mereka melihat tontonan yang sudah sepantasnya tidak ditonton, kemudian timbul rasa penasaran ingin mencoba, kemudian merealisasikannya kepada pasangannya. Hal ini sudah sering terjadi, dan yang lebih parahnya sex bebas tidak dilakukan dengan satu orang tetapi dengan beberapa orang. Hal ini dapat meneyebabkan penyakit kelamin atau bisa mengakibatkan AIDS. Usia muda diibaratkan seperti bunga yang baru mekar sehingga diusia ini jiwa dan pikiran kita masih labil. Terkadang pasangan-pasangan muda yang menganut paham ini, tidak memikirkan akibat dari hal yang mereka lakukan, mereka hanya mementingkan nafsu mereka saja tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi pada akhirnya. Salahsatu contoh kasus pernah terjadi disalahsatu pasangan remaja dalam satu sekolah, mereka tadinya hanya memadu kasih biasa selayaknya orang “berpacaran secara sehat”, tetapi si laki-laki lama-lama mulai jenuh terhadap gaya pacaran yang menurutnya itu-itu saja, suatu hari ia berpikiran untuk melakukan hubungan intim dengan sang kekasih, dan kekasihnyapun mengiyakan ajakan si pria. Alih-alih cinta digunakan untuk merayu sang kekasih, awalnya sang kekasih enggan melakukannya, karena rayuan maut sang pria, si wanita pun mengiyakan. Didalam kasus yang dicontohkan ini, pihak wanita seakan terlihat bodoh dan mau mengikuti saja keinginan sang kekasih hatinya. Alih-alih cinta digunakan untuk merayu si wanita. Tadinya mereka melakukan hubungan intim sekali dan kemudian berkali-kali lalu sampai akhirnya sang wanita hamil dan si laki-laki tidak ingin bertanggungjawab.

Contoh kasus seperti diterangkan diatas sudah banyak terjadi di negeri kita ini, kasus MBA itu seakan mencoreng norma-norma yang berlaku di Indonesia. Peristiwa ini sangat melanggar norma hukum,agama,kesopanan,kesusilaan. Generasi muda seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang berlaku di Indonesia. Jika contoh kasus seperti diatas, tentu sangat merugikan pihak perempuan, dimana kemuliaan seorang wanita sudah tidak ada dan telah terampas oleh nafsu busuk sesaat. Jika kejadian sudah seperti ini, pihak orang tua lah yang pada akhirnay harus menanggung malu atas perbuatan anak-anak mereka. Para orang tua selalu berharap anak-anakanya menjadi orang-orang yang berguna dan bisa dibanggakan dan tidak ingin anakanya hancur karena hal yang tidak penting seperti ini.

Norma agama merupakan norma yang paling prioritas diutamakan dalam kehidupan. Agama merupakan pondasi dasar jiwa atau pondasi utama pokok yang wajib kita tanamkan dalam diri manusia. Kerabat yang dapat menanamkan norma tersebut hanyalah kelompok kecil terdekat yakni keluarga. Keluraga merupakan rumah bagi anak-anaknya, keluarga merupakan tempat sandaran yang paling nyaman dan aman bagi anak-anaknya, keluarga merupakan sarana bertanya bagi seorang anak dan orang tua wajib menjawab serta menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh sang anak. Keluarga yakni khususnya orang tua wajib menanamkan nilai agama bagi anak-anaknya, didalam agama sangat jelas ada perintah yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dijauhi. Semua itu dilakukan demi terciptanya kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang

Orang tua harus menanamkan norma agama secara keras dan sifatnya memaksa kepada anak-anakanya. Karena bagaimanapun norma ini adalah norma yang paling utama, dan hanya dengan agama serta keimananlah seseorang dapat terhindar dari serangan marabahaya yang akan membahayakan. Hanya agama yang sanggup menepis godaan-goadaan yang akan membahayakan hidup anak-anak mereka kelak, sehingga agama harus diajarkan dari sejak dini.

Hal kedua yang bisa orang tua antisipasi terhadap gaya hidup bebas para remaja adalah pemahaman pendidikan mengenai gaya hidup sex bebas. Terkadang segelintir orang tua menganggap sex edukasi tidak perlu dijelaskan kepada anak-anaknya, sebenarnya hal itu sangat perlu untuk dijelaskan kepada anak-anaknya, tentunya pendidikan ini diberikan jika si anak sudah cukup umur untuk memahaminya, yakni sekitar usia 13/15 tahun, atau dimana anak sudah akil baligh. Orang tua memang tidak secara gamblang menjelaskan mengenai apa itu sex? Tapi minimal si anak mengetahui bagaimana bahaya jika anak-anak kita bisa sampai melakukan perbuatan itu. Dalam memberikan sex edukasi pasti anak-anak akan timbul rasa penasaran, karena menurut mereka hali itu merupakan sesuatu yang baru. Caranya para orangtua wajib memberikan penjelasan secara baik dan benar. Karena anak-anak sekarang lahir didalam dunia yang kritis dan penuh dengan rasa keingintahuan yang sangat besar, sehingga peran orang tua lah yang sangat berperan. Salah besar jika orang tua menyerahkan seluruh pendidikan terhadap lembaga formil atau biasa kita sebut dengan sekolah. Ada beberapa yang tidak bisa anak-anak dapatkan dalam bangku sekolah. Sehingga pendidikan prilaku pembentukan terhadap anak bisa dimulai dari didikan yang diajarkan oleh orang tua mereka.

Saat ini banyak orang tua yang tidak bisa terbuka terhadap anak-anaknya, lingkungan keluarga lebih kepada iklim otoriter, dimana orang tua bersikap aktif dan si anak bersikap pasif. Sehingga suasana seperti ini yang ada adalam keluarga dapat menimbulkan miss komunikasi terhadap kedua belah pihak. Sehingga dalam setiap pengambilan keputusan terdapat diditangan orang tua dan anak tidak boleh menyampaikan aspirasi yang ingin mereka tuangkan sedikitpun. Hal ini juga tidak sehat jika terjadi dalam sebuah keluarga, hal ini akan mengakibatkan anak-anak tidak akan terbuka dengan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka lakukan. Dimana orang tua tidak ingin mengenal pertumbuhan si anak dan hanya sibuk mencari uang saja tanpa memikirkan anak-anak mereka. Konflik sosial ini dapat menimbulkan suatu “ketertutupan”anak-anak usia remaja pada apa yang mereka lakukan di luar sana. Mereka berpikir bahwa orang tua mereka tidak memepdulikan mereka lagi. Sehingga faktor keterbukaan terhadap anak-anak sangat penting, anak-anak bisa bercerita apa saja kepada orang tuanya dan anak-anak bebas menyampaikan aspirasi mereka kepada orang tua. Begitupun orang tua harus bisa menjadi wadah aspirasi serta “teman curhat paling utama” bagi anak-anaknya.

Para orang tua juga wajib mengenal teman-teman anak mereka, karena usia remaja merupakan usia dimana kita nyaman bergaul dengan siapa saja dan semangat mencari teman baru. Teman bagi kehidupan remaja merupakan faktor utama dalam arah kelangsungan kehidupannya. Seperti kita lihat di televisi, banyak anak remaja terjerat narkotika karena teman dekatnya. Misalnya selebritis, Shila Marcia baru baru ini, artis kelahiran bali ini terjerembab lubang narkoba karena ajakan teman-temannya. Ditambah lagi dara kelahiran tahun 1989 ini kurang diperhatikan oleh orangtua serta tidak ada pengawasan dari orangtuanya, membuat dara manis ini mudah sekali masuk ke dunia narkotika ini. Ada istilah dalam pertemanan “jangan suka memilih-milih teman”, kalimat itu salah jika di realisasikan pada saat ini. Dalam bersosialisasi kita harus pandai memilih teman, bagaimana kita menyaring teman yang membawa dampak baik dan mana teman yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan kita kelak. Dunia luar adalah dunia kedua setelah keluarga, sehingga lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Misalnya seperti banyak terjadi, awalnya oleh teman kita diperkenalkan dengan roko, lalu meningkat menjadi minuman keras, diperkenalkan lagi ganja, lalu shabu dan seterusnya. Jika kita tidak dibentengi oleh keimanan, pasti kita dengan mudah terbawa arus. Sehingga disini sangat diperlukan keimanan dan kontrol diri yang penting. Banyak kasus yang sering kita saksikan di televisi bahwa angka penggunaan narkotika dikalangan remaja cukup meningkat. Disini peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Sedangkan bagi para orang tua yang terlanjur anak-anaknya sudah terjerembab kedalam dunia narkotika sebaiknya jangan dijadikan suatu aib, tetapi jadikanlah setiap kesalahan menjadi suatu pembelajaran hidup yang berharga. Jika sudah seperti ini, orang tua wajib mengintrospeksi diri, pasti ada sesuatu yang kurang atau belum total yang ia berikan kepada anaknya yakni kasih sayang serta perhatian.

Hal yang ketiga yakni pendidikan formal atau sekolah, dalam mengantisipasi budaya-budaya asing yang masuk. Sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak yang disiplin dan berakhlah baik. Seperti kita lihat di televisi ada beberapa sekolah yang justru mengajarkan tindak asusila kepada muridnya. Seperti kasus guru yang mencabuli muridnya atau guru yang melakukan tindakan pelecehan kepada murid-muridnya. Sepertinya norma-norma yang ia ajarkan dan ia kumandangkan kepada murid-muridnya hanya isapan jempol belaka. Apa yang ia ajarkan tidak sesuai dengan prilakunya. Dalam contoh kasus seperti ini sudah jelas sangat melanggar norma-norma yang ada di Indonesia, selain norma agama juga melanggar norma asusila.

Sekolah dan anggota-anggota didalamnya seperti guru harus menjadi tokoh pendidik dan panutan yang baik bagi anak muridnya. Guru harus bisa mendidik dan mengawasi tingkah laku anak di luar. Sejak duduk dibangku sekolah dasar, kita sudah diperkenalkan oleh guru-guru kita dengan norma agama, norma kesopanan,norma kesusilaan, serta norma hukum. Di sekolah dasar mungkin kita dididik dengan cara-cara memupuk kedisiplinan dari mulai hal yang kecil. Seperti ucapkan salam sebelum belajar dan tidak lupa berdoa, lalu hukuman jika tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), dan sebagainya. Tetapi perkenalan norma-norma itu telah bergeser seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang. Sehingga anak-anak harus diawasi dan diberkan sanksi lebih keras.

Sekarang ini banyak video porno yang memasuki wilayah handphone atau telepon genggam. Saat ini usia dini apalagi usia remaja menggunakan tekhnologi ini. Sehingga para guru di sekolah harus lebih waspada dalam mengawasi anak muridnya. Sehingga seminggu 3x harus ada razia mendadak disekolah, yakni dilarang keras membawa hp ke sekolah apalagi didalam hp ada gambar atau video yang tidak senonoh.

Setiap sekolah sekarang rata-rata memberlakukan peraturan ini, barang siapa murid yang membawa ponsel kesekolah akan mendapatkan hukuman dan jika sudah berkali-kali akan ada surat peringatan. Disini pihak sekolah cukup kritis dalam mendidik anak-anaknya, mereka mengawasi ponsel-ponsel yang didalamnya ada gambar serta video yang tidak pantas. Jika ketahuan ada anak yang menyimpan video serta gambar porno sekolah tidak segan-segan memberikan hukuman serta sanksi yang cukup berat bagi yang melanggar peraturan yang ia tetapkan tersebut.

Para siswa sepertinya paham dan patuh dengan peraturan yang ditetapkan oleh sekolah ini. Cara ini cukup ampuh dalam menanamkan kedisiplinan dalam diri anak-anak. Terbukti anak-anak sekolah jarang membawa ponselnya ke sekolah apalagi disaat jam belajar sedang berlangsung. Hal ini merupakan salahsatu cara sekolah dalam memfilter budaya asing yang mudah masuk saat ini. Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak untuk belajar. Pengajaran terhadap anak-anak tidak hanya bersifat akademis saja tetapi ada beberapa pelajaran nonakademis yang harus diterapkan juga kepada anak-anak. Arahkan anak-anak kepada sesuatu kegemarannya, tentunya kegemaran atau kesenangan yang berifat positif seperti olahraga dan seni. Olahraga dan seni dapat membuat anak-anak menjadi lebih kreatif dan dapat mengembangkan diri lebih baik.

Keluarga, sekolah dan lingkunga sosial adalam merupakan tiga elemen penting yang dekat dengan sosok anak. Sehingga ada keterkaitan diantara ketiganya. Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya. Sekolah juga tidak kalah penting, lembaga ini harus menjadi panutan pusat pendidikan bagi si anak serta lingkungan sosial juga yang mengarahkan anak agar bisa mengikuti arus yang lebih baik.

2.2 Faktor –faktor Budaya Asing Masuk

A. Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia

Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno yang didatangkan dari luar.

B. Lifestyle yang berkiblat pada barat

Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.

Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.

C. Menyalagunakan Tekhnologi

Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah dapat mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.

2.3 Antisipasi Budaya Asing Negatif yang Masuk

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-pengaruh negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan mental generasi penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif diantaranya :

A. Bersikap kritis dan teliti

Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.

B. Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)

Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya, seperti situs jaringan facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya untuk apa dan manfaatnya seperti apa.

C. Harus sesuai dengan Norma-norma yang berlaku di Indonesia

Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film barat yang melakukan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya berpesta dengan menggunakan pakaian mini sambil bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di Indonesia, adat seperti itu tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.

Indonesia masih memegang adat ketimuran yang sangat kental sehingga masyarakat di sini hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya pantas sesuai dengan adat kesopanan. Walaupun Indonesia memiliki beriburibu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu mengajarkan kebaikan dan tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk dilakukan.

D. Tanamkan “Aku Cinta Indonesia

Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang negatif.

E. Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan

Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik.

Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun didalam lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh negatif dari pihak asing bisa datang dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran kita.